Pada tanggal 28 Juli 2023, Mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Gunung Rinjani mengadakan kegiatan pembuatan pupuk organik dari limbah kotoran sapi di Desa Toya, Dusun Montor Lekong. Acara ini dihadiri oleh Kepala Wilayah Montor Lekong bapak Sahnim, dan masyarakat setempat yang antusias menyediakan limbah kotoran sapi sebagai bahan baku. Selain itu, hadir pula Ketua IBEMPI Wilayah 6 Bali-Nusra bang Herianto, serta Dosen Fakultas Pertanian Pak Rizwan sebagai pendamping, dan Ketua BEM Fakultas Pertanian Muaziz Sabri.

Dalam acara ini, mahasiswa Fakultas Pertanian dengan bantuan dari Burhanuddin dari PPL Kecamatan Sembalun, memberikan panduan praktis tentang cara pembuatan pupuk organik dari limbah kotoran sapi dengan sumber daya yang ada di sekitar desa. Berikut adalah bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik:
A.Bahan-Bahan:
1. Kotoran Sapi (kering) – 50 kg
2. Jerami – Secukupnya
3. Rumput Gajah – Secukupnya
4. Batang Pohon Pisang – Secukupnya
5. Sekam – Secukupnya
6. Bekatul – Secukupnya
B. Bahan Tambahan:
1. EM 4 (Effective Microorganisms) – 100 ml
2. Gula Pasir – 1/4 bagian dari EM4
3. Air – 5 liter
C. Alat-Alat:
1. Cangkul
2. Sekop
3. Gembor
4. Ember
5. Kayu Pengaduk
6. Terpal
D. Cara Pembuatan Pupuk Organik Kotoran Sapi:
1. Siapkan kotoran sapi yang sudah kering sebanyak 50 kg.
2. Cacah jerami, rumput gajah, dan batang pohon pisang menjadi kecil-kecil. Gunakan bahan basah sebanyak 1/2 dari kotoran sapi.
3. Tumpuk bahan tersebut dengan lapisan zig-zag. Lapisan pertama, taruh bahan basah seperti jerami, rumput gajah, dan batang pohon pisang yang sudah dicacah kecil-kecil. Lapisan kedua, taruh kotoran sapi yang sudah kering. Lapisan ketiga, tambahkan sekam dan bekatul dengan perbandingan 1/4 dari bahan kotoran sapi.
4. Tambahkan campuran EM4 yang sudah dicampur dengan gula dan air. Perbandingannya adalah 100 ml EM4: 1/4 gula pasir: 5 liter air. Siram merata setiap lapisan sampai semua bahan habis, namun jangan terlalu basah sehingga jika dikepal tidak mengeluarkan air dan jika dilepas tidak berserakan.
5. Setelah semua bahan disiram, tutup dengan terpal agar udara tidak masuk. Hal ini dilakukan agar bakteri pengurai bisa hidup dan memakan bahan organik. Lakukan fermentasi pupuk organik kotoran sapi selama satu bulan dan lakukan pembalikan setiap seminggu sekali.

Dengan pembuatan pupuk organik dari limbah kotoran sapi ini, diharapkan pertanian di Desa Toya, Dusun Montor Lekong, dapat semakin berkembang secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Semoga kegiatan ini menjadi contoh inspiratif bagi upaya konservasi alam dan pelestarian lingkungan di wilayah lainnya.

Berita Terkini
Pengumuman
Agenda
Layanan
Cari
error: Content is protected !!